INDOZONE.ID - Di tengah kemajuan transportasi modern yang berkembang pesat, namun Jeepney tetap menjadi andalan bagi warga Filipina.
Kendaraan unik yang satu ini bukan hanya sekadar angkutan umum biasa, tetapi juga merupakan ikon wisata yang terus bertahan dari waktu ke waktu.
Berawal dari sisa-sisa kendaraan jeep militer para tentara amerika serikat pasca Perang Dunia II, Jeepney kini menjadi moda transportasi umum yang paling populer dan digemari di hampir seluruh Filipina, terutama di Manila.
Jeepney pertama kali muncul setelah Perang Dunia II usai, ketika banyak kendaraan jeep yang ditinggalkan oleh tentara Amerika Serikat.
Baca Juga: TAM Resmi Luncurkan Toyota Fortuner GR Sport Facelift 2024, Apa Saja Perubahannya?
Warga Filipina yang kreatif memanfaatkan kendaraan-kendaraan ini dengan memodifikasi dan memperpanjangnya sehingga bisa menampung lebih banyak penumpang.
Kendaraan yang awalnya digunakan untuk keperluan militer ini akhirnya berubah fungsi menjadi angkutan umum.
Nama Jeepney sendiri berasal dari penggabungan 2 kata dalam bahasa inggria, yakni "jeep" yang berati mobil jeep dan "ney" yang berarti lutut.
Itu sebabnya jika para penumpangnya duduk saling berhadapan di dalam Jeepney, sehingga lutut mereka kerap kali bertemu.
Baca Juga: 5 Fungsi Fitur Bluelink di Mobil Hyundai Terbaru 2024, Bisa Kontrol Mobil dari Jarak Jauh!
Dengan tampilan penuh warna, ornamen yang mencolok, dan corak yang unik, Jeepney menawarkan pemandangan berbeda di jalanan Manila.
Panjang kendaraan ini bisa mencapai lima meter sehingga membuatnya menonjol di antara kendaraan lainnya.
Berbeda dengan angkot di Indonesia yang memiliki pintu samping, penumpang Jeepney harus naik melalui pintu belakang karena ukuran kendaraan yang besar.
Jeepney dibagi dua bagian yakni dibagian depan untuk sopir serta dua penumpang, sementara penumpang lainnya duduk saling berhadapan di bangku yang memanjang di bagian belakang.
Ketika ingin turun, penumpang dapat menggunakan kode tertentu, seperti mengetukkan koin ke badan kendaraan atau cukup mengatakan "para po" kepada sopir.
Salah satu alasan utama Jeepney tetap menjadi pilihan utama transportasi bagi warga Filipina adalah harganya yang terjangkau.
Biaya untuk jarak terdekat hanya 8 peso Filipina (sekitar 2.300 rupiah), sehingga sangat cocok bagi masyarakat dari berbagai kalangan.
Namun, pada jam-jam sibuk, Jeepney sering kali penuh sesak, bahkan penumpang bisa terlihat bergelantungan di bagian belakangnya.
Baca Juga: 5 Perbedaan Honda CR-V dan HR-V Terbaru 2024, Lebih Bagus yang Mana?
Sistem pembayaran di Jeepney juga unik. Penumpang yang berada jauh dari sopir biasanya mengoper uangnya melalui penumpang lain hingga mencapai sopir.
Saat pembayaran, menggunakan uang pas sangat dianjurkan karena sopir sering kali kesulitan memberikan uang kembalian, terutama jika nominalnya terlalu besar.
Suku cadang Jeepney mayoritas diproduksi di luar negeri, lalu dirakit ulang di Filipina. Karena itu, model kendaraan ini bisa berubah-ubah sesuai dengan selera pemiliknya.
Harga sebuah Jeepney bervariasi, tergantung pada model dan kualitas. Jeepney konvensional yang paling bagus bisa mencapai harga 700 ribu peso (sekitar 195 juta rupiah), sementara model terbaru bisa dibanderol hingga 1,8 juta peso (sekitar 502 juta rupiah).
Baca Juga: Harga Vespa Matic LX 125 Terbaru, Pilihan Vespa Matic Termurah saat Ini!
Meskipun banyak desakan untuk mengganti Jeepney dengan moda transportasi yang lebih ramah lingkungan dan modern, kendaraan ini tetap bertahan dan menjadi simbol kota Manila serta warisan budaya yang masih dijaga dengan baik oleh masyarakat Filipina.
Meski demikian, Jeepney tetap memiliki tempat spesial di hati masyarakat Filipina. Kendaraan ini bukan hanya sekadar alat transportasi, tetapi juga bagian dari identitas bangsa yang mewakili semangat inovasi dan kreativitas masyarakat Filipina di tengah keterbatasan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube/@officialsenterworld