Susul Tesla, Merek Baru Tiongkok Siap Kembangkan Mobil Listrik

Tampilan produk Xpeng Motors, pengembang mobil listrik (Dok.Carscoops)

Pabrikan-pabrikan otomotif Tiongkok yang jarang terekspos ternyata memiliki kans besar untuk menjadi brand top dunia. Pengembangan produk yang relatif cepat diikuti dengan investasi yang mengalir kencang membuat mereka selalu mengejutkan dunia otomotif.

Salah satu contohnya adalah Xpeng Motors. Meskipun namanya masih asing di telinga, namun di tengah masa sulit seperti ini, mereka menerima dana segar dari banyak perusahaan rekanan. Bahkan mencapai US$ 500 juta untuk pengembangan produk dan brand mobil listrik, melansir Carscoops, Senin (27/7/2020)

Perusahaan yang mensupportnya antara lain Aspex, Coatue, Hillhouse Capital dan Sequoia Capital China yang sebelumnya juga telah menggelontorkan dana sebesar US$ 400 juta pada November 2019 dari investor Tiongkok lainnya termasuk Xiaomi. Total dana segarnya saat ini mencapai US$ 1,7 miliar.

Dengan investasi besar yang dimiliki Xpeng Motors kabarnya ingin cepat melakukan pengembangan mobil listrik dengan cepat, saat kondisi banyak negara masih terpukul karena pandemi Covid-19. Strategi ini menarik dan mendapat dukungan dari pemerintah karena Tiongkok butuh kecepatan akselerasi ekonomi setelah rebound dari pukulan karena virus.

Saat ini, sektor kendaraan listrik Tiongkok sementara terpukul parah oleh pandemi virus corona. Data Asosiasi kendaraan Tiongkok menyebutkan penjualan kendaraan energi baru (NEV) turun sebesar 33,1 persen year on year di Juni.

Merangsang pertumbuhan baru, pemerintah mendorong produsen mobil listrik termasuk Xpeng Motors, untuk memberikan kontribusinya bagi kemajuan otomotif Tiongkok pasca pemulihan ekonomi. Mereka ingin memaksimalkan sumber daya yang ada untuk menyusul brand-brand mobil listrik kelas atas seperti Tesla dan lainnya.

Artikel Menarik Lainnya:

• Tesla Menarik Pihak Rivian ke Meja Hijau, Ada Apa Nih?
• Kia Pamerkan Desain Produk Sonet Terbaru yang Diproduksi di India
• Perusahaan Aurora Memperluas Pengujian Layanan Otonom