Ilustrasi truk alami kecelakaan
INDOZONE.ID - Sony Harisno selalu instruktur keselamatan berkendara menyebut, hampir seluruh kecelakaan truk dan mobil besar disebabkan oleh kesalahan pengemudi.
Dia mengatakan, apapun yang mendasari kecelakaan lalu lintas seperti jalan yang rusak, cuaca buruk, maupun kerusakan dan malafungsi pada kendaraan, pengemudi tetap memiliki tanggung jawab penuh.
"99 persen kecelakaan truk itu diakibatkan oleh pengemudi, kalau melihat jalanan yang rusak, cuaca buruk, mengapa malah menaikkan kecepatan dan ngebut? Apa lagi alasan kelelahan. Harusnya pengemudi meningkatkan kewaspadaan," jelas Sony pada pelatihan pengemudi truk di gerai UD Trucks, GIIAS 2023, ICE BSD, Tangerang, Banten, Sabtu. (19/8/2023).
Begitu juga dengan alasan kecelakaan karena rem blong atau kerusakan lain pada kendaraan, menurut Sony orang pertama yang paling memahami kondisi kendaraannya adalah pengemudi.
Baca Juga: Truk Pengangkut Batu Bara Terguling di Tol JORR, Serpihannya Bikin Mobil Xenia Ikut Terbalik
Seharusnya kata Sony, pengemudi selalu memeriksa kondisi kendaraan secara menyeluruh sebelum berangkat. Jika menemukan ada potensi kerusakan atau malfungsi, ada baiknya untuk tidak memaksakan tetap berangkat menggunakan kendaraan itu.
"Sekalipun kendaraannya rusak, pengemudi yang paling tahu kondisi mobilnya," bebernya.
Oleh sebab itu, dia menganjurkan perusahaan memiliki unit truk atau mobil besar lainnya untuk melakukan pelatihan keamanan berkendara bagi para sopir atau pengemudi perusahaan.
Baca Juga: Brak! HRV Ludes Terbakar Usai Tabrak Truk di Tol Dalam Kota, Kok Bisa?
Selain perusahaan, pengemudi truk juga dianjurkan untuk mengikuti pelatihan serupa dengan cara mandiri apabila perusahaan tidak memfasilitasi. Hal ini demi keamanan dan keselamatan diri sendiri dan orang lain di perjalanan.
"Mengemudikan truk dan mobil besar lainnya itu sulit, perlu keterampilan yang lebih," kata Sony.
"Hard skill maupun soft skill harus dimiliki seorang pengemudi, sekarang lembaga-lembaga pelatihan sudah banyak, ini bagian dari suatu pembekalan diri untuk meningkatkan kompetensi diri sendiri," sambungnya.
Berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada 2022, 90 persen penyebab kecelakaan adalah pengemudi.
Temuan itu mengatakan bahwa pengemudi belum mengetahui cara kerja rem, sistem full hidrolic brake, air hidrolic brake dan full air brake. KNKT mengidentifikasi kurangnya kompetensi para pengemudi
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Antara