Menambahkan box di atap berarti menambah beban di bagian atas kendaraan.
Hal ini bisa membuat titik keseimbangan mobil berubah, sehingga lebih rentan limbung saat menikung atau bermanuver mendadak.
Pengemudi harus lebih waspada, terutama di jalan yang berkelok atau saat melaju dengan kecepatan tinggi.
Roof box mempengaruhi aerodinamika mobil. Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi kecepatan sekitar 10 km/jam dari batas normal.
Jika biasanya Anda melaju di tol dengan kecepatan 80 km/jam, maka dengan roof box, sebaiknya berkendara di sekitar 70 km/jam untuk menjaga keseimbangan dan keamanan.
Baca Juga: Tips Mudik Jarak Jauh dengan Mobil Listrik: Rencanakan Rute hingga soal Kecepatan
Karena menambah hambatan angin, roof box membuat mesin bekerja lebih keras, yang berujung pada konsumsi bahan bakar yang lebih boros.
Jika Anda berencana menempuh perjalanan jauh, penggunaan roof box bisa membuat biaya perjalanan meningkat.
Walaupun sistem penguncian roof box dirancang kokoh, tetap ada risiko terlepas jika pemasangan tidak dilakukan dengan benar.
Guncangan akibat jalanan berlubang atau pemasangan yang kurang rapat bisa membuat roof box menjadi longgar.
Oleh karena itu, selalu periksa kembali pengunciannya sebelum berangkat.
Selain berdampak pada kestabilan kendaraan, roof box juga meningkatkan tinggi mobil. Ini bisa menjadi masalah saat melewati jalan dengan rambu batas tinggi, seperti terowongan atau parkiran basement.
Jika tidak hati-hati, roof box bisa tersangkut dan menyebabkan kecelakaan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Suzuki.co.id