Di jenis transportasi ini, kepala stasiun bertanggung jawab atas semua kegiatan di stasiun, dan beberapa stasiun di Sumatera Selatan, seperti Stasiun Kertapati, Prabumulih, Muara Enim, Lahat, Tebing Tinggi, dan Lubuklinggau, masih beroperasi hingga saat ini.
Di sepanjang stasiun, kereta api menjadi transportasi jarak dekat bagi berbagai kalangan, termasuk pegawai pemerintah, pegawai swasta, pedagang, dan buruh.
Perhatian Belanda terhadap Sumatera Selatan pun semakin meningkat setelah dikeluarkannya Undang-Undang Agraria 1870 yang mendorong ekspansi perkebunan, khususnya untuk tanaman karet.
Wilayah ini dianggap memiliki potensi eksploitasi yang baik,terutama setelah penemuan bijih timah di Pulau Bangka pada tahun 1710 dan tambang batu bara di Tanjung Enim pada tahun 1891.
Kereta api digunakan untuk mengangkut barang-barang tersebut ke pelabuhan Batavia, melalui rute yang meliputi Lubuk linggau, Lahat, Muara Enim, Prabumulih, dan Kertapati.
Dalam mengangkut barang-barang tersebut, kereta api membutuhkan banyak gerbong karena jumlah dan jenis barang yang beragam.
Baca Juga: Sudah Ada 2 Juta Penumpang yang Naik Kereta Cepat Whoosh Sejak Beroperasi
Pembangunan jaringan kereta api di Sumatera, khususnya Lampung, memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian daerah.
Pasalnya, Lampung sebagai pusat ekonomi perkebunan di bagian selatan Sumatera memiliki komoditas unggulan seperti karet, kopi, kopra, dan lada, serta sumber daya tambang seperti pasir besi, batu bara, dan minyak bumi, yang mendukung industri lokal dan ekspor Hindia Belanda.
Menurut Resident Berkhout pada tahun 1925, jalur kereta api di Sumatera Selatan telah berkontribusi besar dalam meningkatkan produksi ekonomi lokal.
Infrastruktur jalan raya dan kereta api yang dibangun oleh pemerintah kolonial, membuka akses ke daerah terpencil dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, desain jalur kereta api di Sumatera Selatan didasarkan pada survei sebelumnya pada tahun 1902 dan 1908, yang menargetkan wilayah-wilayah potensial seperti perkebunan dan pertambangan.
Aktivitas perdagangan dan pengiriman melalui Stasiun Kotabumi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Kotabumi sebagai pusat ekonomi di wilayah Lampung Utara.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Pembangunan Jaringan Transportasi Di Lampung