Salah satu keunggulan oli sintetik yang paling terasa adalah masa pakainya yang lebih panjang.
Kalau oli mineral biasanya harus diganti setiap 3.000–5.000 km, maka oli sintetik bisa bertahan hingga 10.000 km tergantung spesifikasi dan kondisi kendaraan.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini 5 Perawatan Bodi Mobil supaya Tetap Kinclong yang Bisa Kamu Lakukan!
Hal ini membuat oli sintetik lebih efisien dari sisi frekuensi perawatan, meskipun harganya lebih tinggi.
Jadi, meski di awal kamu mengeluarkan biaya lebih mahal, dalam jangka panjang bisa lebih hemat karena tidak perlu sering-sering ganti oli.
Ilustrasi mesin mobil. (Dok. Daihatsu)
Karena proses pemurniannya lebih baik, oli sintetik cenderung memiliki kandungan deterjen dan aditif pembersih yang lebih banyak.
Ini membantu mencegah pembentukan kerak atau endapan lumpur (sludge) di dalam mesin.
Baca Juga: Mobil Tiba-Tiba Sulit Dihidupkan? Ini 4 Hal yang Harus Kamu Cek
Sebaliknya, oli mineral berpotensi lebih cepat kotor dan bisa meninggalkan sisa pembakaran yang menumpuk di ruang mesin jika tidak diganti secara rutin. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memengaruhi efisiensi pembakaran dan performa mobil.
Oli motor (Z Creators/Syaiful Amin)
Secara harga, oli mineral jelas lebih murah dan cocok untuk mobil-mobil lama atau kendaraan dengan pemakaian ringan.
Karena biayanya terjangkau, oli ini masih banyak digunakan untuk mobil harian yang tidak terlalu sering dipacu secara ekstrem.
Baca Juga: 5 Penyebab Radiator Mobil Bocor yang Harus Kamu Waspadai: Bisa Bikin Mesin Overheat!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Auto 2000