INDOZONE.ID - Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah komponen penting dalam kendaraan bermotor. Namun, tak semua jenis BBM cocok untuk setiap kendaraan. Salah satu masalah yang sering terjadi adalah penggunaan BBM dengan oktan yang lebih rendah dari yang dianjurkan oleh pabrikan kendaraan.
Meskipun BBM oktan rendah sering dipilih karena harganya yang lebih terjangkau, penggunaan bahan bakar ini dapat menimbulkan berbagai masalah serius pada kendaraan.
Dalam artikel ini, Indozone akan membahas bahaya penggunaan BBM oktan rendah yang harus kamu pahami agar tidak merugikan kendaraanmu.
Risiko Penggunaan BBM Oktan Rendah di Kendaraan
1. Kerusakan pada Mesin
Penggunaan BBM dengan oktan yang lebih rendah dari yang dianjurkan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin kendaraan. Oktan yang lebih rendah membuat bahan bakar lebih cepat terbakar di dalam ruang pembakaran mesin.
Baca Juga: Toyota Rush G Terbaru 2025 Bagusnya Diisi BBM RON Berapa? Simak Penjelasannya di Sini!
Hal ini dapat menyebabkan knocking atau suara detonan yang keras, yang bisa merusak komponen mesin dalam jangka panjang.
Mesin yang terus-menerus mengalami knocking bisa mengakibatkan kerusakan serius pada piston, katup, dan komponen lainnya yang dapat menambah biaya perbaikan kendaraan.
2. Penurunan Performa Kendaraan
Salah satu efek langsung dari penggunaan BBM oktan rendah adalah penurunan performa kendaraan. Mesin yang dirancang untuk menggunakan BBM dengan oktan tinggi membutuhkan bahan bakar dengan kemampuan pembakaran yang lebih stabil untuk menghasilkan tenaga yang optimal.
Baca Juga: Daftar Harga BBM Terbaru Bulan Februari 2025: Pertamina, Shell, Vivo dan BP Ada Kenaikan!
Ketika menggunakan BBM oktan rendah, pembakaran menjadi tidak sempurna, yang mengakibatkan penurunan tenaga mesin, akselerasi yang lebih lambat, dan bahkan boros bahan bakar.
Kendaraan yang biasanya memberikan performa maksimal bisa kehilangan daya dorongnya, membuat pengalaman berkendara menjadi kurang menyenangkan.
3. Meningkatkan Emisi Gas Buang
BBM oktan rendah tidak dapat terbakar seefisien BBM oktan tinggi, yang menyebabkan proses pembakaran yang kurang sempurna.
Akibatnya, gas buang yang dihasilkan kendaraan menjadi lebih banyak dan lebih kotor, mengandung lebih banyak karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon yang berbahaya bagi lingkungan.
Baca Juga: 3 Jenis BBM Vivo yang Cocok untuk Motor Matic, Bisa Jadi Pilihan Alternatif BBM Saat Ini!
Jika dibiarkan dalam jangka panjang, penggunaan BBM oktan rendah dapat meningkatkan emisi gas buang kendaraan, yang dapat menyebabkan kendaraan kamu tidak lolos uji emisi dan menambah polusi udara.
4. Efisiensi Bahan Bakar Menurun
Meskipun BBM oktan rendah biasanya lebih murah, kamu mungkin akan mengeluarkan lebih banyak biaya dalam jangka panjang karena penurunan efisiensi bahan bakar.
Proses pembakaran yang tidak sempurna pada BBM oktan rendah mengakibatkan pemborosan bahan bakar.
Baca Juga: 5 Kelebihan Wuling Almaz Hybrid Terbaru 2025: Body Besar, Irit BBM dan Banyak Fitur Canggih!
Mobil yang menggunakan BBM dengan oktan rendah akan lebih boros bahan bakar, karena mesin tidak bekerja dengan optimal, dan sistem injeksi juga harus bekerja lebih keras.
Pada akhirnya, kamu bisa saja menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli bahan bakar meskipun harga awalnya lebih murah.
5. Mengganggu Sistem Pembakaran dan Performa Mobil dalam Jangka Panjang
Mesin kendaraan modern dirancang dengan sistem pembakaran yang sangat presisi dan efisien. Jika menggunakan BBM oktan rendah secara terus-menerus, sistem pembakaran dapat terganggu karena proses pembakaran yang tidak sempurna.
Komponen-komponen mesin, terutama yang ada di ruang pembakaran, bisa menjadi lebih cepat kotor dan mengalami penurunan kinerja.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat mempercepat kerusakan pada sistem injeksi bahan bakar, cylinder head, dan sensor-sensor yang ada di mesin, yang dapat menyebabkan biaya perbaikan yang sangat mahal.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Hyundai Mobil Indonesia