INDOZONE.ID - Ketika datang waktu untuk ganti oli mobil, kamu mungkin pernah bingung memilih antara oli mineral dan oli sintetik.
Keduanya memang sama-sama berfungsi sebagai pelumas mesin, tapi secara komposisi, kinerja, hingga harganya, keduanya punya perbedaan yang cukup signifikan.
Memilih jenis oli yang tepat sangat penting untuk menjaga performa mesin mobil tetap optimal dan tahan lama. Nah, supaya kamu gak bingung lagi saat ke bengkel atau beli oli sendiri, berikut adalah 5 perbedaan utama antara oli mineral dan oli sintetik untuk mobil yang wajib kamu tahu.
Apa Perbedaan Oli Mineral dan Sintetik Untuk Mobil?
1. Bahan Dasar dan Proses Produksi
Perbedaan paling mendasar antara oli mineral dan oli sintetik terletak pada bahan bakunya. Oli mineral dibuat dari hasil penyulingan minyak bumi secara langsung, sehingga kandungan molekulnya cenderung tidak seragam.
Proses pembuatannya lebih sederhana dan minim rekayasa kimia. Sementara itu, oli sintetik diproduksi melalui proses kimia yang lebih kompleks.
Meski tetap berasal dari minyak bumi, oli ini disaring, dimurnikan, dan dimodifikasi secara molekuler agar memiliki struktur yang lebih stabil.
Inilah yang membuat oli sintetik mampu memberikan performa lebih baik di berbagai kondisi mesin.
2. Performa di Suhu Tinggi dan Rendah
Oli mineral cenderung memiliki kestabilan yang lebih rendah saat menghadapi suhu ekstrem. Saat mesin bekerja keras atau cuaca sedang sangat panas, oli mineral bisa lebih cepat menguap atau menurun viskositasnya.
Baca Juga: Gak Cuma Oli Mesin, Ini 5 Jenis Cairan di Mobil yang Harus Kamu Periksa Secara Rutin!
Sebaliknya, oli sintetik dirancang untuk tahan terhadap suhu ekstrem, baik panas maupun dingin.
Molekulnya yang seragam membuat oli ini tetap stabil, tidak mudah menguap, dan mampu melindungi mesin secara maksimal meskipun dalam kondisi kerja berat seperti tanjakan, kemacetan, atau saat membawa beban berat.
3. Umur Pakai dan Interval Penggantian
Salah satu keunggulan oli sintetik yang paling terasa adalah masa pakainya yang lebih panjang.
Kalau oli mineral biasanya harus diganti setiap 3.000–5.000 km, maka oli sintetik bisa bertahan hingga 10.000 km tergantung spesifikasi dan kondisi kendaraan.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini 5 Perawatan Bodi Mobil supaya Tetap Kinclong yang Bisa Kamu Lakukan!
Hal ini membuat oli sintetik lebih efisien dari sisi frekuensi perawatan, meskipun harganya lebih tinggi.
Jadi, meski di awal kamu mengeluarkan biaya lebih mahal, dalam jangka panjang bisa lebih hemat karena tidak perlu sering-sering ganti oli.
4. Kemampuan Membersihkan Mesin
Karena proses pemurniannya lebih baik, oli sintetik cenderung memiliki kandungan deterjen dan aditif pembersih yang lebih banyak.
Ini membantu mencegah pembentukan kerak atau endapan lumpur (sludge) di dalam mesin.
Baca Juga: Mobil Tiba-Tiba Sulit Dihidupkan? Ini 4 Hal yang Harus Kamu Cek
Sebaliknya, oli mineral berpotensi lebih cepat kotor dan bisa meninggalkan sisa pembakaran yang menumpuk di ruang mesin jika tidak diganti secara rutin. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memengaruhi efisiensi pembakaran dan performa mobil.
5. Harga dan Kesesuaian Kendaraan
Secara harga, oli mineral jelas lebih murah dan cocok untuk mobil-mobil lama atau kendaraan dengan pemakaian ringan.
Karena biayanya terjangkau, oli ini masih banyak digunakan untuk mobil harian yang tidak terlalu sering dipacu secara ekstrem.
Baca Juga: 5 Penyebab Radiator Mobil Bocor yang Harus Kamu Waspadai: Bisa Bikin Mesin Overheat!
Di sisi lain, oli sintetik cocok untuk mobil modern, mobil dengan performa tinggi, atau mobil yang sering digunakan dalam kondisi berat, seperti perjalanan jauh atau medan berbukit.
Harganya memang lebih mahal, tapi memberikan perlindungan dan efisiensi yang lebih baik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Auto 2000