“Saya tidak percaya dengan (klaim bahwa) 'kami telah memantau ini selama enam minggu'," tegas Croft. Ia berargumen bahwa jika cedera ini telah dipantau selama enam minggu dan cukup parah untuk menyebabkan absen, maka tim seharusnya tidak mengizinkan Stroll berkompetisi di kualifikasi."
"Jika mereka telah memantaunya selama enam minggu, maka demi kebaikan tim, mereka tidak akan memasukkan Lance ke dalam mobil saat kualifikasi jika sudah sampai pada titik di mana ia mungkin tidak cukup fit untuk mengikuti balapan. Mereka akan memasukkan Drugovich." ujarnya.
Croft juga menyoroti fakta bahwa Stroll mampu mencatatkan waktu yang membawanya ke P7 di Q1. Ini menunjukkan bahwa ia jelas cukup bugar untuk melaju dengan baik di beberapa tahap selama sesi kualifikasi itu.
Keraguan Croft ini mengarah pada spekulasi bahwa alasan cedera mungkin saja digunakan untuk menutupi insiden yang terjadi di garasi.
Baca Juga: 5 Penyebab Tombol Saklar Motor Tidak Berfungsi yang Perlu Kamu Ketahui
Insiden ini menyoroti tekanan luar biasa yang dihadapi oleh pembalap Formula 1, terutama mereka yang berada di tim yang sedang berjuang atau yang performanya tidak konsisten.
Lance Stroll, putra dari pemilik tim Lawrence Stroll, selalu berada di bawah mikroskop kritik. Performanya sering kali dibandingkan dengan rekan setimnya, Fernando Alonso, yang jauh lebih berpengalaman.
Kualifikasi yang buruk dapat memicu frustrasi yang ekstrim, terutama di sirkuit seperti Barcelona di mana posisi start sangat krusial.
Pelemparan helm dan amarah di garasi, jika benar terjadi, adalah ekspresi dari tekanan mental yang memuncak.
Absennya Lance Stroll di GP Spanyol, yang dibalut dengan alasan cedera, tampaknya memiliki cerita yang lebih kompleks.
Baca Juga: Seberapa Irit Yamaha Gear Ultima 125 dengan Teknologi Blue Core Hybridnya? Cek di Sini!
Klaim dari komentator dan laporan media mengenai insiden amarah di garasi, ditambah dengan keraguan terhadap pernyataan resmi Aston Martin, menciptakan narasi yang menarik.
Terlepas dari kebenaran penuh di balik insiden ini, jelas bahwa tekanan di Formula 1 dapat memicu emosi yang intens, dan setiap tindakan di balik layar dapat menjadi perhatian publik, terutama ketika melibatkan seorang pembalap yang kerap menjadi sorotan.
Apakah ini hanya ledakan emosi sesaat atau indikasi masalah yang lebih dalam?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber