INDOZONE.ID - Seorang mantan prajurit Pasukan Khusus AS, Matthew Livelsberger (37), yang mengakhiri hidupnya di dalam Tesla Cybertruck yang terbakar di depan Trump Hotel di Las Vegas, diketahui menderita gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Pihak FBI mengonfirmasi bahwa tidak ditemukan keterkaitan dengan kelompok teroris dalam insiden tersebut.
Insiden tragis ini terjadi pada Hari Tahun Baru, ketika Livelsberger menyewa Tesla yang diisi dengan kontainer bahan bakar dan kembang api. Kendaraan tersebut meledak, melukai tujuh orang yang berada di area valet hotel.
Baca Juga: Tesla Cybertruck Meledak di Hotel Milik Donald Trump Akibatkan 1 Orang Tewas, Elon Musk Beri Respons
“Meski insiden ini lebih mencolok dibandingkan kasus bunuh diri pada umumnya, ini tetap merupakan tragedi yang melibatkan seorang veteran perang dengan catatan luar biasa yang berjuang melawan PTSD dan masalah pribadi lainnya,” ujar agen khusus FBI, Spencer Evans, dalam konferensi pers pada Jumat, 3 Desember 2024.
Dari penyelidikan awal, ditemukan dua surat dalam ponsel Livelsberger. Dalam surat tersebut, ia mengungkapkan beban berat akibat pengalaman membunuh orang selama bertugas, serta beberapa masalah pribadi lainnya.
Evans juga menegaskan bahwa meski lokasi ledakan berada di depan hotel yang sebagian dimiliki oleh keluarga Presiden AS terpilih, Donald Trump, tidak ada bukti bahwa Livelsberger menyimpan kebencian terhadap Trump atau keluarganya.
Baca Juga: 7 Fitur Canggih Mobil Tesla yang Harus Kamu Ketahui, Layak Disebut Mobil Masa Depan!
“Kami tidak menemukan hubungan antara individu ini dengan organisasi teroris mana pun,” tambah Evans.
Selain PTSD, pihak penyelidik mencatat bahwa beberapa masalah pribadi dan keluarga turut menjadi faktor dalam kejadian ini.
Tubuh Livelsberger ditemukan dalam kondisi hangus, namun identitasnya telah dipastikan melalui catatan gigi dan DNA.
Sheriff Las Vegas, Kevin McMahill, menyatakan bahwa penembakan dirinya dan ledakan yang terjadi kemungkinan berlangsung hampir bersamaan.
Evans juga menegaskan kembali bahwa ledakan ini tidak berkaitan dengan serangan di New Orleans pada hari yang sama.
Dalam serangan itu, Shamsud-Din Jabbar, seorang veteran AS yang mengaku setia kepada kelompok ISIS, menabrakkan truk ke kerumunan perayaan Tahun Baru, menewaskan 14 orang sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi.
Insiden ini mengingatkan kita akan dampak serius PTSD terhadap kesehatan mental, terutama bagi para veteran perang.
Tragedi ini sekaligus menjadi peringatan akan pentingnya dukungan bagi mereka yang menghadapi luka emosional akibat tugas militer mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com