Ruang bakar, piston, dan klep bisa mengalami gesekan yang lebih besar jika kualitas bahan bakar tidak stabil.
Misalnya, BBM dengan nilai oktan yang lebih rendah dari standar pabrikan bisa memicu detonasi dini (knocking) dan mempercepat keausan.
Ketika hal ini terjadi, biaya servis bisa melambung tinggi, bahkan mungkin perlu penggantian komponen besar.
Baca Juga: Mau Irit Bensin? Coba 10 Cara Ini Biar Gak Boros BBM dan Buat Kantong Jebol
Boros Tanpa Disadari
Gonta-ganti BBM juga bisa membuat konsumsi bahan bakar meningkat.
Mesin yang tidak mendapatkan pasokan bahan bakar sesuai karakteristiknya akan bekerja lebih keras untuk menghasilkan tenaga.
Bayangkan tubuh yang biasa mengonsumsi makanan sehat, tiba-tiba disodori junk food terus-menerus. Tentu saja, lama-lama jadi lesu. Begitulah kira-kira analoginya dengan mesin.
Gas Buang Jadi Lebih Kotor
Dampak lain yang jarang dibahas adalah emisi gas buang. Campuran BBM yang tidak konsisten dapat membuat proses pembakaran menjadi tidak sempurna.
Gas buangnya jadi lebih ‘kotor’, dan ini tidak hanya buruk untuk kendaraan, tetapi juga untuk lingkungan sekitar.
Jika emisi sudah tinggi, bukan hanya membuat udara semakin tercemar, tetapi juga bisa berdampak pada komponen seperti katalisator yang berfungsi menyaring gas beracun.
Mesin Bisa Jadi Berkerak
Terakhir, kebiasaan ini bisa menyebabkan mesin dipenuhi kerak akibat sisa pembakaran yang tidak sempurna.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Suzuki.co.id