Mobil listrik umumnya dipenuhi fitur digital dan teknologi canggih, dari layar sentuh besar, kamera 360, sistem regenerative braking, hingga konektivitas ke smartphone.
Sebelum beli, pastikan semua fitur ini masih bekerja dengan baik, termasuk sistem charging, port pengisian daya, dan layar indikator baterai.
Baca Juga: 5 Kelebihan Hyundai Ioniq 6 Terbaru, Mobil Sedan Listrik yang Berperforma Tinggi!
Coba juga test drive untuk merasakan langsung performa mobilnya. Apakah akselerasinya masih mulus? Apakah regenerative braking-nya terasa normal? Jangan ragu untuk mencatat semua yang terasa janggal dan tanyakan langsung ke penjual.
Salah satu kekhawatiran beli mobil listrik second adalah soal after-sales support. Nggak semua kota punya bengkel resmi yang bisa menangani EV, apalagi jika kamu tinggal di luar kota besar.
Sebelum beli, cek dulu apakah mobil listrik yang kamu incar punya jaringan servis yang luas, dan apakah suku cadangnya mudah didapat.
Merk seperti Hyundai, Wuling, dan Toyota sudah punya infrastruktur servis EV yang cukup baik di Indonesia. Tapi kalau kamu beli brand yang belum resmi masuk atau unit CBU terbatas, risikonya tentu lebih tinggi.
Ilustrasi membeli mobil bekas. (Freepik/prostooleh)
Harga mobil listrik second memang bervariasi, tergantung dari tahun, tipe, kondisi, dan jarak tempuh.
Tapi jangan sampai tergiur harga murah tanpa perhitungan. Mobil listrik murah dengan baterai bermasalah justru bisa bikin rugi besar.
Tentukan dulu kebutuhan kamu, butuh jarak tempuh berapa kilometer per hari? Perlu fitur canggih atau cukup standar aja? Mau mobil compact seperti Wuling Air EV, atau yang premium kayak Hyundai Ioniq 5?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Https://insideevs.com/