Kategori Berita
Media Network
Kamis, 25 APRIL 2024 • 13:49 WIB

Mengulas Sejarah Trem Kuda, Moda Transportasi Umum Massal Pertama di Batavia

Trem kuda dikemudikan oleh seorang kusir yang didampingi oleh kondektur. Lebar jalur rel (gauge track) 1.888 milimeter.

Kuda-kuda pengerak trailer trem dikandangkan di instalasi yang berada di daerah Paal Putih/Kramat, tepatnya di Gang Sekola. Tidak hanya kuda, gerbong-gerbong itu pun disimpan di Kramat.

Di Kramat ini, kuda berbagai jenis dari daerah-daerah Nusantara seperti Sumba, Timor, Sumbawa, Tapanuli (kuda Batak), Priangan, dan Makassar ini diberikan makanan seperti jerami agar berada dalam kondisi baik.

Kala itu, jam operasional trem dimulai dari pukul lima pagi hingga delapan malam, dan satu trem bisa lewat lima sampai enam menit sekali.

Harga tiket/karcis trem ini beberapa kali mengalami perubahan. Setiap penumpang akan diberi tiket yang distempel dengan nomor jalan.

Biasanya trem berhenti pada pemberhentian tertentu, namun penumpang bisa naik dan turun di pertengahan jalan. Pada awalnya trem ini dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas satu dan dua.

Namun perbedaan kelas hanya bertahan sebentar, karena pada bulan Agustus 1869 kelas satu dihapus, karena kuda tidak kuat menarik dua gerbong sekaligus.

Ada berbagai etnis yang ada di dalam gerbong trem. Harga tiket antara pribumi dan warga Eropa pun memiliki perbedaan.

Baca Juga: Indonesia dan Arab Saudi Perkuat Kerja Sama di Bidang Transportasi, dari Maritim hingga Penerbangan

Jalur trem kuda di Batavia ini selalu mengalami perubahan, bisa ditambah atau dikurangi. Namun satu hal yang pasti adalah jalur trem berada di tempat-tempat penting di Batavia.

Misalnya Amsterdamsche Poort (sekarang Jl. Pasar Ikan) sampai Harmoni, jalur lainnya Tanah Abang sampai Harmoni, dan terakhir Meester Cornelis (Jatinegara) sampai Harmoni.

Permasalahan dan Akhir dari Trem Kuda di Batavia

Trem uap yang kalahkan pamor trem kuda di Batavia

Kehadiran trem kuda di Batavia sebagai transportasi umum massal cukup membantu masyarakat. Namun, masa kejayaannya lama kelamaan makin berkurang, karena terdapat permasalahan.

Selama pengoperasiaannya, kuda-kuda penarik wagon trem memberikan kerugian bagi masyarakat kota Batavia seperti:

1. Kuda-kuda BAB dan kencing di jalan-jalan yang dilaluinya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Transportasi Trem Di Batavia 1942-1962

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Mengulas Sejarah Trem Kuda, Moda Transportasi Umum Massal Pertama di Batavia

Link berhasil disalin!