Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
INDOZONE.ID - MG Electric Community menjajal perjalanan jauh dari Jakarta ke Yogyakarta, Jumat-Ahad, 22-24 November 2024. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) para pemilik mobil listrik menjajal jalanan menanjak di Bantul dan Gunungkidul.
Selain irit pengeluaran daya listrik, jalanan menanjak dilibas habis. Tidak ada kendala apapun saat melewati jalanan menanjak dan berkelok. Tidak ada kendaraan yang tidak kuat jalan menanjak meskipun diisi dengan lima penumpang termasuk sopir.
“Ini merupakan road trip pertama yang dilakukan oleh komunitas kendaraan listrik dengan satu merk di Indonesia. Tujuannya untuk membuktikan keandalan dan efisiensi mobil listrik dalam perjalanan jarak jauh, ternyata tidak ada masalah apabila perjalanannya terukur,” kata Syamsul Arifin, Ketua umum MG Electric Vehicle Community, di Heha Ocean View, Gunungkidul, Sabtu (23/11/2024) malam.
Baca Juga: 5 Kelebihan MG ZS Terbaru 2024, Cocok untuk Keluarga Muda!
Perjalanan Jakarta ke Yogyakarta dengan mobil listrik MG 4 EV dan MG ZS ternyata hanya membutuh pengecasan dua kali. Sebelum baterai 50 persen sudah diisi daya di rest area jalan tol.
Biayanya hanya sekitar Rp 70 ribu sekali isi saya. Berarti biaya energi yang dibutuhkan dari Jakarta ke Yogyakarta hanya Rp 140 ribu. Sisa baterai masih sekitar 40 persen.
Disebutnya pemilik mobil MG EV dengan jumlah anggota aktif terbanyak di Indonesia ini menggelar event bertajuk “Challenge Your Limits” pada 22 hingga 24 November 2024.
Acara ini melibatkan 51 mobil MG EV yang berangkat dalam perjalanan road trip jauh dari Jakarta menuju Yogyakarta.
MG EVC Indonesia telah memiliki lebih dari 600 anggota. Namun pada road trip ini hanya dibatasi menjadi beberapa peserta saja dengan perhitungan agar tidak terjadi antrian saat melakukan charging.
“Awalnya kami cuma membatasi 21 peserta karena pertimbangan kami charging area di suatu tempat terbatas, tapi ternyata semua kita bagi di beberapa rest area tidak terjadi penumpukan,” ujar Syamsul.
Lanjut Syamsul menuturkan, mobil listrik lebih hemat jika berjalan di tempat yang macet atau pada turunan. Namun jika di area tol, baterai akan lebih cepat habis. Karena rata-rata pengendara akan menggeber di atas 100 kilometer per jam.
Ia berharap komunitas ini akan menjadi pionir dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Dengan kegiatan ini, diharapkan akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik.
Pertimbangannya, infrastruktur untuk pengisian daya semakin banyak. Sehingga tidak perlu khawatir jika bepergian jauh. Di setiap rest area tol sudah ada charging station. Di setiap kantor PLN juga tersedia. Juga beberapa mal dan hotel juga sudah menyediakan tempat untuk isi daya.
“Kami berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran dan mempromosikan penggunaan mobil listrik sebagai bagian dari solusi transportasi berkelanjutan. Komunitas terus memberikan edukasi tentang pentingnya kendaraan ramah lingkungan dan mendorong terciptanya ekosistem kendaraan listrik yang lebih baik di Indonesia,” kata Syamsul.
Acara ini melibatkan berbagai pihak yang memiliki peran penting dalam ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, termasuk PLN (Perusahaan Listrik Negara), Jasa Marga, Kementerian ESDM, penyedia Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) swasta, ATPM, dan dealer kendaraan listrik.
Kolaborasi ini akan memastikan bahwa infrastruktur pengisian daya tersedia di sepanjang rute perjalanan dan mendukung kelancaran perjalanan para peserta.
Saat menelusuri jalanan di Imogiri melalui jalanan yang naik-turun dan berkelok, mobil listrik MG ZS diisi lima orang termasuk sopir. Jalanan dengan kemiringan lebih dari 45 derajat dilibas tanpa kendala. Bahkan saat dicoba berhenti di tanjakan, lalu digas, tanpa kendala dan langsung ngacir.
“Mobil listrik kan tanpa perpindahan transmisi, langsung ngacir,” kata Hari Darmawan, Media Relation MGEVC Indonesia.
BACA JUGA 5 Kelebihan Mobil Listrik Chery J6 yang Baru Dirilis di GJAW 2024, Cocok untuk Offroad!
Sebelumnya, saat dicoba di jalan raya, untuk mencapai 100 kilometer per jam, hanya dibutuhkan 7,5 detik saja. Akselerasinya sangat responsif.
Menurut dia, menggunakan mobil listrik jauh lebih irit daripada mobil berbahan bakar bensin maupun solar. Selain irit pengeluaran biaya bahan bakar (daya), juga biaya servis kendaraan. Pajak tahunan juga sangat murah bahkan lebih murah dibandingkan dengan kendaraan bensin roda dua.
"Soal baterai juga tidak perlu dikhawatirkan. Karena ada garansi dari produsen mobil listrik lifetime dengan syarat tertentu. Sehingga jika baterai rusak, tidak perlu ada kekhawatiran akan pengeluaran biaya tinggi," pungkasnya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Keterangan Pers