Selasa, 24 JUNI 2025 • 13:35 WIB

Tips Ahli! Jurus Ampuh Berkendara Aman dan Gak Marah-Marah di Jalan Raya

Author

Ilustrasi naik motor. (Freepik/Cookie_studio)

INDOZONE.ID - Buat anak muda yang aktif berkendara, penting banget memahami bahwa teknologi di kendaraan saja enggak cukup untuk kamu gak terlibat kecelakaan, serta menahan emosi di jalan raya.

Praktisi keselamatan jalan Jusri Pulubuhu menegaskan, berkendara aman dan cerdas butuh pengetahuan, keterampilan, dan proteksi. Termasuk sikap antisipatif dan empati saat di jalan.

Buat generasi muda yang udah pegang setir atau gas motor sendiri, penting banget ngerti jalan raya itu bukan tempat buat coba-coba.

Meski kendaraan makin canggih, risiko kecelakaan tetap tinggi, apalagi kalau kita enggak siap secara mental dan teknis.

“Mengendarai sepeda motor di jalan raya merupakan aktivitas fisik manusia modern yang paling tinggi berpeluang terhadap kecelakaan dibandingkan aktivitas fisik bermotor lainnya,” kata Jusri Pulubuhu, praktisi keselamatan jalan raya sekaligus Founder dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) kepada Indozone awal Juni 2025 lalu.

Menurutnya, motor itu beda sama mobil. Pengendara motor langsung berhadapan dengan risiko fisik, tanpa perlindungan maksimal.

Beda dengan bodi mobil yang punya kompartemen dan rangka pelindung.

“Motor itu full body contact. Kalau mobil ada kompartemennya, ada tulangnya, ada damper-nya. Kalau motor tuh kepala kita, muka kita (langsung kontak),” lanjutnya.

Baca juga: Jangan Bingung, Ini 5 Tips Beli Mobil Listrik untuk Kamu yang Awam dengan Fitur dan Spesifikasi!

Ilustrasi kecelakaan mobil (Freepik/aleksandarlittlewolf)

Jangan Asal Naik Motor Demi Gaya

Jusri juga mengingatkan agar anak muda enggak asal naik motor, hanya buat gaya atau validasi sosial.

“Kalau gak perlu naik motor, jangan naik motor,” katanya.

Maksud Jusri, kalau nggak terbiasa atau nggak punya skill cukup, lebih baik hindari. Naik motor tanpa kesiapan itu ibarat taruhan nyawa.

“Sama saja dia menetapkan keselamatannya itu di hujung tandu," ungkapnya.

Kalau pun harus naik motor, kurangi risiko. Caranya, kata Jusri ada tiga hal wajib diperhatikan, yakni pengetahuan, keterampilan, dan proteksi.

Proteksi ini termasuk helm yang layak, jaket pelindung, sarung tangan, dan sepatu. Semua itu bukan cuma gaya-gayaan.

Ada Aturan Hukum

Buat yang bawa mobil, jangan pikir risiko lebih kecil. Kata Jusri, risiko berkendara di jalan raya tetap dikategorikan sebagai high risk.

“Walaupun kita di mobil terlindungi, dan ada kompartemen, tetapi ketika kita mencederai seseorang, kita akan berhadapan dengan hukum,” kata dia.

Hukum yang dimaksud bukan cuma hukum negara, tapi juga potensi main hakim sendiri. Mulai dari dibentak, dipukul, sampai masuk jeruji besi.

Baca juga: 6 Tips Simpel Merawat Motor supaya Oke Terus: Gampang, tapi Kamu Suka Lalai!

Cara Kurangi Risiko Kecelakaan

Satu hal yang banyak dilupakan pengendara. Semakin sering kita berada di jalan, semakin besar peluang celaka.

“Semakin lama kita berada di jalan, semakin sering kita melakukan kesalahan, semakin tinggi kecepatan, maka semakin besar peluang kita mengalami kecelakaan,” tutur Jusri.

Makanya, prinsip berkendara aman itu bukan sekadar tertib. Tapi juga antisipatif dan punya empati.

“Orang pikir tertib sudah aman. Enggak. Dia harus antisipatif,” Jusri mengingatkan.

Antisipasi ini termasuk siap menghadapi kelakuan pengguna jalan lain. Seperti, orang yang menyebrang sembarangan, pengendara ngebut, atau pengendara yang nggak konsisten dalam memacu kecepatan.

Jusri juga mengingat satu hal penting, yaitu empati. Kata dia, jalan raya adalah ruang publik, artinya harus ada rasa saling menghargai.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Narasumber

Author
TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Pedoman AI dari Dewan Pers Kode Etik Jurnalistik Karir
FOLLOW OUR SOCIAL MEDIA